Beberapa part yang terdengar seperti Nirvana, Foo Fighters yang tersamar, secuil Alice in Chains, punk dalam porsi secukupnya, dan segudang kemarahan! Itulah resep dari "Budaya Anjing (2012)", album grunge asli Indonesia rilisan sebuah band asal Sukabumi bernama Mushafear.
Di
Indonesia, kita tidak bisa bicara grunge tanpa memasukkan Nirvana
kedalamnya. Sudah tak terhitung band-band grunge lokal yang menjadikan
Nirvana sebagai kiblat bermusik dan berperilaku. Sebagian jadi terdengar
keren, sebagian lain payah. Sebagian jadi terlihat asyik, sebagian
lainnya menyedihkan. Asas kebebasan berekspresi, tentu saja, menjadikan
semua itu sah-sah saja.
Album
ini dibuka dengan riff gitar yang keren. Dan riff gitar, rasanya jadi
kekuatan tak terbantahkan dari Mushafear. "Cacat", "Budaya Anjing",
"Insulin Setan", dan "Noise Breaker" adalah pilihan favorit saya,
ditilik dari riff pembuka lagu yang asyik.
Dari
12 nomor, sepuluh diantaranya keras (hanya "Dead" dan "Dear Jenis" yang
terdengar lembut dan sedih. Yang kedua itu benar-benar mengingatkan
saya pada kisah pilu Layne Staley si pentolannya Alice in Chains itu),
"Insulin Setan" adalah yang paling saya nikmati. Setidaknya, setelah
memutar album ini sebanyak 3 kali.
Album
ini bicara tentang kecanduan, kemarahan pada tatanan sosial yang ada,
rasa kehilangan, dan banyak lagi tema-tema 'gelap' lainnya. Namun
untungnya (dan saya sangat gembira akan hal ini), Mushafear tidak
terjebak dalam tema klise yang jadi definisi grunge umumnya di
Indonesia: mengasihani diri sendiri.
Dalam
musiknya, Mushafear menyiratkan perlawanan. Album "Budaya Anjing",
dengan riff-riff gitar keren, tingkat kebisingan maksimum, dan kepolosan
bermusiknya seolah ingin berteriak: "Dunia memang payah. Orang brengsek
dimana-mana. Tapi kita masih berdiri, kita masih hidup. Berlarilah dan
mainkan musikmu sekerasnya!"
Sumber : album keren
0 Response to "Album Mushafear - Budaya Anjing"
Posting Komentar